Kali ini gue gaakan bahas soal kecantikan atau kesehatan, melainkan akan ngebahas soal Sosiologi Komunikasi, mata kuliah yang sekarang lagi gue ambil nih.
Untuk kamu yang lagi cari referensi untuk tugas atau sekedar baca-baca buat tambah wawasan, boleh banget nih disimak dulu.
Let's Go.........
Soerjono
Soekanto menerangkan sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam
mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang
menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu
dengan kelompok, maupun antarkelompok.
Lebih
lanjut, sosiologi komunikasi secara komprehensif mempelajari tentang interaksi
sosial dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti
bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media,
bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan
bagaimana perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang didorong oleh efek
media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang ditanggung masyarakat
sebagai akibat dari perubahan yang didorong oleh media massa itu.
Mata
kuliah Sosiologi Komunikasi ini merupakan mata kuliah yang sudah bersifat
terapan bagi mahasiswa yang mengambil jurusan Sosiologi Masalah Sosial di
Universitas. Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memiliki
pengetahuan tentang komunikasi yang dilihat dari sudut sosiologi.
Pengertian Sosiologi
Asal kata Sosiologi
adalah berasal dari kata sofie, yaitu bercocok tanam atau bertanam,
kemudian berkembang menjadi Socius (bhs. Latin) yang berarti teman,
kawan. Bearkembang lagi menjadi kata sosial yang berartiberteman,
bersama, berserikat. Kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai
berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan
selanjutnya dengan pengertian itu bermaksud untuk mengerti
kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan
selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan
perbaikan dalam kehidupan bersama.
Dengan
kata lain menurut Hassan Shadily, Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau
ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan
atau masyarakatnya masyarakatnya ), dengan ikatan-ikatan adat,
kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya
atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya.
Pengertian Komunikasi
Terdapat banyak definisi
komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Ada yang hampir mirip,
namun ada juga yang berbeda! Perbedaan-perbedaan yang muncul itu lebih banyak
karena fokus perhatian atau titik tolak pembahasannya. Misalnya, ada yang
menekankan pada persoalan koordinasi makna, ada yang lebih menekankan
information sharing-nya, ada yang menekankan pentingnya adaptasi pikiran antara
komunikator dan komunikan, ada yang lebih menfokuskan pada prosesnya, ada yang
menganggap lebih penting menunjukkan komponen-komponennya, dan tentu saja masih
ada yang lainnya lagi.
Dalam
perspektif sosiologi, komunikasi itu mengandung pengertian sebagai suatu proses
men-transmit/memindahkan kenyataan-kenyataan, keyakinan-keyakinan, sikap-sikap,
reaksi-reaksi emosional, misalnya marah, sedih, gembira atau mungkin kekaguman
atau yang menyangkut kesadaran manusia. Pemindahan tersebut berlangsung antara
manusia satu kepada yang lainnya. Jadi, jelas bagi sosiologi komunikasi itu
tidak sekadar berisi informasi yang dipindah-pindahkan dari seseorang kepada
yang lainnya, melainkan juga meliputi ungkapan-ungkapan perasaan yang pada
umumnya dialami oleh umat manusia yang hidup di dalam masyarakat.
Lingkungan
komunikasi, setidak-tidaknya mempunyai 3 dimensi, yaitu dimensi fisik, dimensi
sosial psikologis, dan dimensi temporal. Ketiga dimensi tersebut sering kali
bekerja bersama-sama dan saling berinteraksi, dan mempunyai pengaruh terhadap
berlangsungnya komunikasi.
Proses
adalah suatu rangkaian aktivitas secara terus-menerus dalam kurun waktu
tertentu. Yang dimaksud dengan kurun waktu tertentu itu memang relatif. Dia
bisa pendek, tetapi bisa juga panjang/lama, hal tersebut sangat tergantung dari
konteksnya. Proses komunikasi secara primer adalah komunikasi yang dilakukan
secara tatap muka, langsung antara seseorang kepada yang lain untuk
menyampaikan pikiran maupun perasaannya dengan menggunakan simbol-simbol tertentu,
misalnya bahasa, kial, isyarat, warna, bunyi, bahkan bisa juga bau.
Di
antara simbol-simbol yang dipergunakan sebagai media dalam berkomunikasi dengan
sesamanya, ternyata bahasa merupakan simbol yang paling memadai karena bahasa
adalah simbol representatif dari pikiran maupun perasaan manusia. Bahasa juga
merupakan simbol yang produktif, kreatif dan terbuka terhadap gagasan-gagasan
baru, bahkan mampu mengungkapkan peristiwa-peristiwa masa lalu, masa kini, dan
masa yang akan datang.
Proses
komunikasi secara sekunder adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan
alat/sarana sebagai media kedua setelah bahasa. Komunikasi jenis ini
dimaksudkan untuk melipatgandakan jumlah penerima informasi sekaligus dapat
mengatasi hambatan-hambatan geografis dan waktu.
Namun,
harap diketahui pula bahwa komunikasi jenis ini hanya efektif untuk
menyebarluaskan pesan-pesan yang bersifat informatif, bukan yang persuasif.
Pesan-pesan persuasif hanya efektif dilakukan oleh komunikasi primer/tatap
muka. Umpan balik komunikasi secara sekunder bersifat tertunda (delayed
feedback), jadi komunikator tidak akan segera mengetahui bagaimana reaksi atau
respons para komunikan. Oleh karena itu, apabila dibutuhkan pengubahan strategi
dalam informasi berikutnya tidak akan secepat komunikasi primer atau tatap
muka.
A.
Lahirnya Sosiologi Komunikasi
Asal
mula kajian komunikasi di dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx. Karl Marx merupakan salah satu pendiri sosiologi yang
beraliran Jerman. Sementara itu, gagasan awal Kal Marx tidak pernah lepas dari
pemikiran-pemikiran Hegel. Hegel memiliki pengaruh yang kuat terhadap Karl Marx, bahkan Karl Marx muda menjadi seorang idealisme justru berasal dari
pemikiran-pemikiran radikal Hegel tentang idealisme. Kemudian Karl Marx tua menjadi seorang materialisme.
Menurut
Ritzer, dalam buku Burhan Bungin yang berjudul Sosiologi Komunikasi,
pemikiran Hegel yang paling utama dalam melahirkan pemikiran-pemikiran
tradisional konflik dan kritis adalah ajarannya tentang dialektika dan
idealisme. Dialektika merupakan suatu cara berpikir dan citra tentang dunia. Sebagai
cara berpikir, dialektika menekankan arti penting dari proses, hubungan,
dinamika, konflik dan kontradiksi, yaitu cara berpikir yang lebih dinamis. Di
sisi lain, dialektika adalah pandangan tentang dunia bukan tersusun dari
struktur yang statis, tetapi terdiri dari proses, hubungan, dinamika konflik,
dan kontradiksi. Pemahaman dialektika tentang dunia selanjut dikemukakan oleh
Jurgen Habermas dengan tindakan komunikatif (interaksi).
Dengan
demikian, sejarah sosiologi komunikas menempuh dua jalur. Bahwa kajian dan
sumbangan pemikiran Auguste Comte, Durkheim, Talcott Parson, dan Robert K.
Merton, merupakan sumbangan paradigma fungsional bagi lahirnya teori-teori
komunikasi yang beraliran struktural-fungsional. Sedangkan sumbangan-sumbangan
pemikiran Karl Marx dan Habermas menyumbangkan paradigma konflik bagi
lahirnya teori-teori kritis dalam kajian komunikasi.
B.
Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi
Pada
dasarnya manusia tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri
dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial budaya. Terutama dalam konteks
sosial budaya, manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi
dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya. Karena pada
dasarnya suatu fungsi yang dimiliki oleh manusia satu akan sangat berguna dan
bermanfaat bagi manusia lainnya. Sehingga fungsi-fungsi sosial yang diciptakan
oleh manusia ditujukan untuk saling berkolaborasi dengan sesama fungsi sosial
manusia lainnya, dengan kata lain, manusia menjadi sangat bermartabat apabila
bermanfaat bagi manusia lainnya.
Fungsi-fungsi
sosial manusia lahir dari adanya kebutuhan akan fungsi tersebut oleh orang
lain, dengan demikian produktivitas fungsional dikendalikan oleh berbagai macam
kebutuhan manusia. Setiap manusia memiliki kebutuhan masing-masing secara
individual maupun kelompok, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka
perlu adanya perilaku selaras yang bisa diadaptasi oleh masing-masing manusia.
Penyelarasan kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan individu, kelompok, dan
kebutuhan sosial satu dan lainnya, menjadi konsentrasi utama pemikiran manusia
dalam masyarakatnya yang beradab.
Sosiologi
berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan fungsi-fungsi sosial dan
berbagai kebutuhan manusia diawali oleh dan dengan melakukan interaksi sosial
atau tindakan komunikasi satu dengan yang lainnya. Aktivitas interaksi sosial
dan tindakan komunikasi itu dilakukan baik secara verbal, nonverbal, mapun
simbolis. Kebutuhan adanya sinergi fungsional dan akselerasi positif dalam
melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satu dengan lainnya ini kemudian
melahirkan kebutuhan tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
mampu mengatur tindakan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya, sehingga
tercipta keseimbangan sosial (sosial equilibirium) antara hak dan
kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan manusia, terutama juga kondisi keseimbangan
itu akan menciptakan tatanan sosial (social order) dalam proses
kehidupan masyarakat saat ini dan di waktu yang akan datang.
Fokus
interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri. Sebagaimana
dijelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam
seluruh kehidupan manusia. Dominasi perspektif ini dalam sosiologi yang begitu
luas dan mendalam, maka lahirlah kebutuhan untuk mengkaji kekhususan dalam
studi-studi sosiologi yang dinamakan Sosiologi Komunikasi, yaitu perspektif
kajian sosiologi tentang aspek-aspek khusus komunikasi dalam lingkungan
individu, kelompok, masyarakat, budaya, dan dunia.
Objek Sosiologi Komunikasi
Setiap bidang dalam
masing-masing ilmu sosial memiliki objek yang sama untuk dikaji, yaitu manusia.
Objek materiil dari studi sosiologi komunikasi ialah proses sosial dan
komunikasi. Sedangkan Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan
pada aspek aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas
sosiologis yaitu proses sosial dan komunikasi, aspek ini merupakan aspek
dominan dalam kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek-aspek yang dibahas adalah sebagai berikut:
-
Telematika dan realitasnya;
-
Efek media dan norma sosial baru;
-
Masalah sosial dan media massa;
-
Perubahan sosial dan komunikasi;
-
Cybercommunity;
-
Aspek hukum dan bisnis media.
Komunikasi
Garbner mendefinisikan
komunikasi sebagai proses interaksi sosial melalui pesan-pesan. Sedangkan Onong
Uchyana menjelaskan hakikat komunikasi ialah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran
bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari
benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran,
kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Jadi,
lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan
substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat; termasuk konten
interaksi (komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupun dengan menggunakan
media komunikasi. Unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut:
-
Komunikator (orang yang menyampaikan pesan)
-
Komunikan (orang yang menerima pesan)
-
Pesan
-
Media
-
Efek
Misalnya saja, model komunikasi yang dikemukakan oleh
Harold D. Laswell seperti di bawah ini:
-
Who
-
Says
What
-
In
Which Channel
-
To Whom
-
With
What Effect
Unsur
sumber atau komunikator (who) mengundang pertanyaan mengenai siapa
yang mengendalikan pesan. Unsur pesan (says what) merupakan bahan
untuk menganalisis pesan apa yang disampaikan. Lalu, unsur saluran komunikasi (in
which channel) menarik untuk membahas media apa yang digunakan. Unsur
penerima atau komunikan (to whom) dianalisis untuk mengetahui siapa
khalayak atau audiennya. Unsur pengaruh (with what effect) berkaitan
dengan efek pesan apa yang dihasilkan.
Onong Uchjana Effendy
mengidentifikasikan bahwa terdapat lima jenis komunikasi, yakni:
1) Komunikasi individu dengan
individu (antarpribadi)
Adalah
komunikasi antarperorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara
langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Contohnya,
kegiatan percakapan tatap muka.
2) Komunikasi individu dengan
kelompok
Komunikasi
kelompok memfokuskan pembahasannya kepada interaksi di antara orang-orang dalam
kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi
antarpribadi di dalamnya. Pembahasannya meliputi dinamika kelompok, bagaimana
penyampaian informasinya, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.
3) Komunikasi organisasi
Komunikasi
organisasi menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks
dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi
antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasannya meliputi struktur dan
fungsi organisasi serta kebudayaan organisasi.
4) Komunikasi sosial
Adalah
salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, di mana komunikasi terjadi
secara langsung antara komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi
berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu integrasi
sosial.
5) Komunikasi massa
Adalah
sebuah proses penyampaian pesan atau informasi yang bersifat umum dan
berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Pada tingkat ini, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan media massa.
Onong
Uchjana Effendy, dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat
Komunikasi membagi empat tujuan komunikasi, seperti berikut ini:
-
Perubahan
sikap (attitude change)
-
Perubahan
pendapat (opinion change)
-
Perubahan
perilaku (behavior change)
-
Perubahan sosial
(social change)
Selain tujuan-tujuan komunikasi, Onong Uchjana Effendy
juga memberikan empat fungsi komunikasi, yaitu:
-
Menyampaikan
informasi (to inform)
-
Mendidik (to
educate)
-
Menghibur (to
entertain)
-
Mempengaruhi
(to influence)
Onong
Uchjana Effendy, dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat
Komunikasi membagi metode-metode komunikasi, seperti di bawah ini:
·
Jurnalistik
(journalism)
·
Jurnalistik
cetak (printed journalism)
·
Jurnalistik
elektronik (electronic journalism)
·
Jurnalistik
radio (radio journalism)
·
Jurnalistik
televisi (television journalism)
·
Hubungan
masyarakat (public relations)
·
Periklanan
(advertising)
·
Pameran (exhibition)
·
Publisitas
(publicity)
·
Propaganda
·
Perang urat
syaraf (physchological warfare)
·
Penerangan
Di samping
metode-metode komunikasi, Onong Uchjana Effendy juga memberikan empat sifat
berlangsungnya proses komunikasi, yaitu:
·
Tatap muka
(face-to-face)
·
Bermedia (mediated)
·
Verbal (verbal)
·
Lisan (oral)
·
Tulisan (written)
·
Nonverbal
·
Kial/isyarat
(gestural)
·
Bergambar
Komunikasi Sosial dan Fungsinya
Komunikasi sosial ialah suatu proses interaksi
di mana seseorang atau lembaga menyampaikan amanat kepada pihak lain supaya
pihak lain dapat menangkap maksud yang dikehendaki penyampai. Unsur-unsur dalam
komunikasi sosial, yaitu komunikator (pihak yang memulai komunikasi), amanat
(hal-hal yang disampaikan dapat berupa perintah, kabar, buah pikiran, dan sebagainya),
media (daya upaya yang dipakai untuk menyampaikan amanat kepada penerima),
komunikan (orang atau satuan orang-orang yang menjadi sasaran komunikasi), dan
tanggapan (respons) adalah tujuan yang diharapkan oleh komunikator). Jenis-jenis
komunikasi sosial adalah komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung,
komunikasi satu arah, komunikasi timbal-balik, komunikasi bebas, komunikasi
fungsional, komunikasi individual, komunikasi massal, sedangkan fungsi
komunikasi sosial adalah memberi informasi, memberi bimbingan, dan memberi
hiburan
Komunikasi
organik dapat juga disebut sebagai komunikasi fungsional. Harap jangan
dilupakan bahwa kata-kata fungsional itu sumbernya bahwa elemen-elemen dalam
masyarakat itu saling memberi kontribusi secara fungsional.
Efektivitas dan kesulitan komunikasi, antara lain mencakup masalah yang berhubungan dengan kriteria dan kesulitan komunikasi, sedangkan kesulitan komunikasi itu sendiri bisa karena kesulitan pada amanat, bahasa isyarat, bahasa lambang, dan dapat pula kesulitan itu terletak pada komunikan. Tentu saja bukan sekadar itu, kesulitan bisa juga terjadi pada media komunikasinya, kesulitan pada unsur sosial budayanya.
Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi
Efektivitas dan kesulitan komunikasi, antara lain mencakup masalah yang berhubungan dengan kriteria dan kesulitan komunikasi, sedangkan kesulitan komunikasi itu sendiri bisa karena kesulitan pada amanat, bahasa isyarat, bahasa lambang, dan dapat pula kesulitan itu terletak pada komunikan. Tentu saja bukan sekadar itu, kesulitan bisa juga terjadi pada media komunikasinya, kesulitan pada unsur sosial budayanya.
Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi
Adapun ruang lingkup
kajian sosiologi komunikasi adalah gejala, pengaruh dan masalah sosial
yang disebabkan oleh komunikasi. Ruang lingkup kajian sosiologi, yaitu
pengaruh atau akibat-akibat sosial yang terjadi atau ditimbulkan oleh
komunikasi. Dalam hal ini yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana
masalah sosial itu terjadi. Aspek komunikasi apa atau yang bagaimana
yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut. Dan dalam bahasan mata
kuliah sosiologi komunikasi ini akan difokuskan pada sosiologi
komunikasi massa. Pada dasarnya antara penelitian dibidang komunikasi
dengan sosiologi komunikasi tidak mempunyai hubungan yang langsung. Akan
tetapi penelitian dibidang komunikasi mempunyai kecenderungan untuk
melakukan penelitian tentang:
-
Struktur, pusat perhatian, perilaku masyarakat yang menjadi sasaran komunikator, maksudnya bagaimana sesuatu peran itu disampaikan, ataupun apakah yang akan menjadi pusat perhatian penelitian tersebut.
-
Efektifitas komunikasi massa, maksudnya sejauh mana pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh komunikasi massa.
-
Efek-efek sosial dari komunikasi massa, maksudnya bagaimanakah pengaruh sosialdari komunikasi massa. Dan inilah sebenarnya yang menjadi salah satu bidang kajian sosiologi komunikasi massa.
Dengan
memperhatikan lingkup kajian sosiologi komunikasi tersebut, maka kita
dapat mengetahui bahwa komunikasi dengan media massa mempunyai
sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu, disamping itu berbagai aspek
komunikasi lainnya dapat pula menimbulkan akibat-akibat atau pengaruh
sosial lainnya, misalnya, sistem komunikasi dapat menimbulkan pengaruh
sosiologis, unsur-unsur komunikasi dapat menimbulkan pengaruh sosiologis
dsb. Gejala-gejala sosiologis yang terbentuk Dalam berbagai kemungkinan
sbb:
- Suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh terhadap masyarakatnya, maksudnya, suatu sistem akan menentukan bagaimana suatu kegiatan itu akan dilaksanakan, sehingga hal ini juga mengandung suatu pengertian bahwa sistem komunikasi massa akan mempengaruhi masyarakatnya, misalnya sistem komunikasi massa komunis mempunyai pengaruh tertentu kepada masyarakatnya.
- Sistem komunikasi massa dapat menyampingkan media komunikasi tradisional yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
- Sistem komunikasi massa merupakan sarana yang kuat dan luwes untuk menpengaruhi masyarakat sehingga suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh sosiologis yang kuat.
- Sistem komunikasi massa dapat menimbulkan sikap dan pandangan yang seragam terhadap gejala sosial tertentu, maksudnya, sistem tersebut dapat mempengaruhi penilaian masyarakat mengenai suatu masalah sosial tertentu yang ditimbulkan oleh media komunikasi massa.
Sumber:1. MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI (pksm.mercubuana.ac.id)2. Sejarah Sosiologi Komunikasi (yuniswiss99.blogspot.com)3. Hakekat dan Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi (petrusandung.wordpress.com)4. Pengertian Sosiologi Komunikasi (id.scribd.com)5. Sosiologi Komunikasi (Hedisasrawan.blogspot.co.id)6. Sosiologi Komunikasi (dedykoerniawan.blogspot.co.id)TUGAS SOSIOLOGI KOMUNIKASIOleh: Natasya Kania - C1021411RB4003Ilmu Komunikasi - FIKAUniversitas Sangga Buana YPKP Bandung