Pasca lengsernya Soeharto pada tahun
1998, perkembangan demokratisasi di Indonesia menunjukkan trend positif dalam
segala bidang, tidak terkecuali media massa. Media massa yang dimaksud adalah
televisi, radio, surat kabar/majalah (media massa cetak) dan dan media online.
Menurut data yang dirilis oleh
Merlyna Lim, peneliti Indonesia yang tinggal di Amerika serikat pada tahun
2012, menyebutkan bahwa pada tahun 1998 sampai 2012 terhitung ada 1200 media cetak
baru bermunculan dan lebih dari 900 radio komersil (lebih banyak berlokasi di
Jakarta) serta 5 stasiun televisi baru.
Menurut Merlina Lim, dalam
penelitiannya yang dipublish pada tahun 2012, media massa di Indonesia dikuasai
oleh 13 Grup saja. Satu diantaranya dikuasai oleh Negara. Selebihnya milik
konglomerasi (Gabungan Konglomerat). 12 grup ini telah menguasai dan mengontrol
100 % bisnis jasa (komersialiasi) pertelevisian di Tanah air. Mereka menguasai
5 dari 6 surat kabar dengan tiras/oplah terbesar. 4 Grup yang menguasai media
online terpopuler. Juga radio yang dominan berada di Jakarta. Selain itu,
mereka menguasai bisnis TV Digital (berbayar) dan bisnis lainnya seperti
telekomunikasi, Teknologi Informasi dan layanan produksi, distribusi berbagai
konten media marketing lainnya. Perusahaan media (grup 13) ini, juga melebarkan
sayapnya dalam di Industri Non-Media yang membuat mereka seperti gurita yang
memiliki kontrol bisnis dan politik yang luas di Indonesia.
Diantara grup ini, ada pemain lama
seperti Kompas Gramedia dan Jawa Pos. mereka pernah menjadi sasaran politik
orde baru waktu itu. Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri adalah beberapa media
tersebut terkait secara langsung atau tidak langsung dengan Lingkaran politik.
Sebut saja diantaranya Media Group pimpinan Surya Paloh (dahulu sebagai
penasehat Partai Golkar dan sekarang menjadi Penasehat Partai Nasdem). Kemudian
ada Bakrie & Brothers (TV One dan AN TV) milik Abu Rizal Bakrie (ketua Umum
Partai Golkar).
Dengan kondisi yang digambarkan di
atas, masyarakat Indonesia akan dihadapkan kenyataan pada kualitas pemberitaan
yang diekspos oleh hanya beberapa atau segelintir pemilik modal dan yang
beberapa diantaranya memiliki latar belakang politik. Benturan kepentingan bisa
saja terjadi.
Bagaimana peta Media Online di
Indonesia? Internet sudah menjadi bagian penting dalam masyarakat Indonesia.
Salah satunya adalah web. Website kini menjadi sumber informasi terbesar yang
menjadi rujukan sebagian besar masyarakat dewasa ini. Website banyak dimiliki
oleh orang per orang, berbeda dengan media massa lainnya. kepemilikannya tidak
terkonsentrasi pada satu grup semata, tapi merata. Meskipun begitu, ada
beberapa website berita yang dikuasai oleh Grup 13 tadi. Fakta menarik, Kaskus
(forum komunitas Indonesia) masuk 6 besar dari 10 website yang paling sering
dikunjungi di Indonesia. Selain Facebook dan Google. Detik masih menjadi
pilihan utama akses informasi masyakat Indonesia. Kemudian berturut-turut di
bawahnya kompas.com, vivanews.com, okenews.com dan lintas berita.com.
Blog sudah
menjadi penyeimbang informasi dari media mainstream meskipun belum signifikan,
Blog yang sudah punya nama antara lain Ndorokakung.com, Akhdian.com,
Isnuansa.com,Bloggombal.com, Jimnysun.com, nazieb.com dan radityaadika.com.
Berikut Data yang dipublish tahun 2012 oleh Merlyna Lim dalam Jurnal
penelitianya berjudul The
League of Thirteen, Media Concentration in Indonesia.
1.
Media Nusantara Citra (MNC) Group
(Hary Tanoesoedibjo)
RCTI, Global TV, MNCTV (ex TPI) 2.Indovision, Sky Vision,
SINDO tv network 3. Sindo Radio (Trijaya FM), Radio Dangdut, ARH Global Radio
4. Seputar Indonesia (Koran Sindo) 5. High End magz, Genie, Mom & Kiddie
tabloids 6. okezone.com, seputar Indonesia.com, Sindonews.com 7. IT, content
production and distributions, talent management, automobile
2.
Mahaka Media Group
(Erick Tohir)
Jak TV, Alif TV JakFM, Prambors FM, Delta FM, Female, Gen FM
Republika, Harian Indonesia (in Mandarin) Parents Indonesia, A+, GolfDigest,
Area, magazines Republika Online,rileks.com,Rajakarcis.com, Entertainment,
outdoor advertisement.
3.
Kompas Gramedia Group
(Jakob Oetama,Agung Adiprasetyo)
Kompas TV network Sonora Radio network, Otomotion Radio,
Motion FM, Eltira FM Kompas, Jakarta Post,Warta Kota, + other 11 local
papersIntisari + 43 magazines &tabloids, 5 book publishers Kompas Cyber
Media, Hotels, public relation agencies, university & telecommunication
tower (in plan).
4.
Jawa Pos Group
(Dahlan Iskan)
JPMC network Fajar FM (Makassar) Jawa Pos, Indo Pos Rakyat
Merdeka, Radar + others (total: 151)Mentari, Libertymagazines + 11 tabloids
Jawa Pos Digital Edition Travel bureau, power plant.
5.
Media Bali Post Group (KMB)
(Satria Narada)
Bali TV network, Jogja TV,Semarang TV,Sriwijaya TV, +others
(total: 9) Global Kini Jani, GentaFM. Global FM,Lombok FM, Fajar FM, Suara
Besakih, Singaraja FM, Nagara FM Bali Post, Bisnis Bali, Suluh Indonesia,
Harian Denpost, & Suara NTB Tokoh, Lintang, & Wiyata Mandala tabloids
Bali Post, Bisnis Bali.
6.
Elang Mahkota Teknologi (EMTEK)
Group
(Eddy Kusnadi Sariaatmadja)
SCTV Indosiar, O’Channel, ElShinta TV, Elshinta FM
—Elshinta, Gaul, Story, Kort, Mamamia,Wireless broadband, pay‐TV, telecommunications, banking, IT
solutions, production house.
7.
Lippo Group
(James Riady)
First Media, Berita Satu TV Jakarta Globe, Investor Daily,
Suara Pembaruan Investor, Globe Asia, &Campus Asia magazines Jakarta Globe
Online Property, hospital, education, insurance.
8.
Bakrie & Brothers
(Visi Media Asia)
(Anindya Bakrie)
ANTV, TVOne Channel [V] — — — VIVAnews Telecommunications,
property, metal, oil & gas, agribusiness, coal, physical infrastructure.
9.
Femina Group
(Pia Alisyahbana,Mirta Kartohadiprodjo)
U‐FM Jakarta & Bandung Femina, Gadis, Dewi, Ayahbunda +
others (total:15) FeminaGitaCinta, Ayahbunda,Gadis, Parenting Online Production
house, event management, boutique, education, printing.
1. Media
Group
(Surya Paloh)
Metro TV Media Indonesia, Lampung Post, BorneoNews Media
Indonesia Online.
1. Mugi
Reka Abadi (MRA) Group
(Dian Muljani Soedarjo)
O’Channel Cosmopolitan FM, Hard Rock FM, IRadio, Trax FM
Cosmopolitan, Cosmogirl, Fitness + others (total: 16) Holder of several
international boutique brands.
1. Trans
Corpora (Para Group)
(Chairul Tanjung)
Trans TV Trans 7 Detik Online, Banking, venture capital,
insurance, theme parks, resort, retail, cinema.
Yang menjadi catatan adalah, penelitian ini dilaksanakan
pada tahun 2012. Sekarang sudah tahun 2016, pasti akan perubahan dan perlu
penelitian lanjutan. Meskipun begitu, penelitian yang di lakukan oleh Merlyna
Lim patut diapreseasi karena memberikan sebuah landasan sudut pandang bagi
masyarakat umum atau bahkan pengambil kebijakan di negeri ini.
Sumber:
Tugas Manajemen Media Massa
Oleh:
Natasya Kania D.S
C1021411RB4003
Ilmu Komunikasi - Universitas Sangga Buana
Pasca lengsernya
Soeharto pada tahun 1998, perkembangan demokratisasi di Indonesia
menunjukkan trend positif dalam segala bidang, tidak terkecuali media
massa. Media massa yang dimaksud adalah televisi, radio, surat
kabar/majalah (media massa cetak) dan dan media online.
Menurut data yang dirilis oleh Merlyna Lim, peneliti Indonesia yang
tinggal di Amerika serikat pada tahun 2012, menyebutkan bahwa pada tahun
1998 sampai 2012 terhitung ada 1200 media cetak baru bermunculan dan
lebih dari 900 radio komersil (lebih banyak berlokasi di Jakarta) serta 5
stasiun televisi baru.
Pertanyaannya adalah media yang banyak itu adalah punya siapa?
Pertanyaan ini penting bagi kita untuk memberikan sebuah gambaran ke
mana arah sebuah arus pemberitaan selama ini. Apakah berimbang ataukah
cenderung berbaur dengan kepentingan bisnis atau bahkan sudah bercampur
dengan oleh kepentingan politik?.
Menurut Merlina Lim, dalam penelitiannya yang dipublish pada tahun 2012,
media massa di Indonesia dikuasai oleh 13 Grup saja. Satu diantaranya
dikuasai oleh Negara. Selebihnya milik konglomerasi (Gabungan
Konglomerat). 12 grup ini telah menguasai dan mengontrol 100 % bisnis
jasa (komersialiasi) pertelevisian di Tanah air. Mereka menguasai 5 dari
6 surat kabar dengan tiras/oplah terbesar. 4 Grup yang menguasai media
online terpopuler. Juga radio yang dominan berada di Jakarta. Selain
itu, mereka menguasai bisnis TV Digital (berbayar) dan bisnis lainnya
seperti telekomunikasi, Teknologi Informasi dan layanan produksi,
distribusi berbagai konten media marketing lainnya.
Perusahaan media (grup 13) ini, juga melebarkan sayapnya dalam di
Industri Non-Media yang membuat mereka seperti gurita yang memiliki
kontrol bisnis dan politik yang luas di Indonesia.
Diantara grup ini, ada pemain lama seperti Kompas Gramedia dan Jawa Pos.
mereka pernah menjadi sasaran politik orde baru waktu itu. Kenyataan
yang tidak bisa dipungkiri adalah beberapa media tersebut terkait secara
langsung atau tidak langsung dengan Lingkaran politik. Sebut saja
diantaranya Media Group pimpinan Surya Paloh (dahulu sebagai penasehat
Partai Golkar dan sekarang menjadi Penasehat Partai Nasdem). Kemudian
ada Bakrie & Brothers (TV One dan AN TV) milik Abu Rizal Bakrie
(ketua Umum Partai Golkar).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abutahir/konglomerasi-media-massa-siapa-menguasai-apa_5655cd6a8223bd97098b45bc
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abutahir/konglomerasi-media-massa-siapa-menguasai-apa_5655cd6a8223bd97098b45bc
Pasca lengsernya
Soeharto pada tahun 1998, perkembangan demokratisasi di Indonesia
menunjukkan trend positif dalam segala bidang, tidak terkecuali media
massa. Media massa yang dimaksud adalah televisi, radio, surat
kabar/majalah (media massa cetak) dan dan media online.
Menurut data yang dirilis oleh Merlyna Lim, peneliti Indonesia yang
tinggal di Amerika serikat pada tahun 2012, menyebutkan bahwa pada tahun
1998 sampai 2012 terhitung ada 1200 media cetak baru bermunculan dan
lebih dari 900 radio komersil (lebih banyak berlokasi di Jakarta) serta 5
stasiun televisi baru.
Pertanyaannya adalah media yang banyak itu adalah punya siapa?
Pertanyaan ini penting bagi kita untuk memberikan sebuah gambaran ke
mana arah sebuah arus pemberitaan selama ini. Apakah berimbang ataukah
cenderung berbaur dengan kepentingan bisnis atau bahkan sudah bercampur
dengan oleh kepentingan politik?.
Menurut Merlina Lim, dalam penelitiannya yang dipublish pada tahun 2012,
media massa di Indonesia dikuasai oleh 13 Grup saja. Satu diantaranya
dikuasai oleh Negara. Selebihnya milik konglomerasi (Gabungan
Konglomerat). 12 grup ini telah menguasai dan mengontrol 100 % bisnis
jasa (komersialiasi) pertelevisian di Tanah air. Mereka menguasai 5 dari
6 surat kabar dengan tiras/oplah terbesar. 4 Grup yang menguasai media
online terpopuler. Juga radio yang dominan berada di Jakarta. Selain
itu, mereka menguasai bisnis TV Digital (berbayar) dan bisnis lainnya
seperti telekomunikasi, Teknologi Informasi dan layanan produksi,
distribusi berbagai konten media marketing lainnya.
Perusahaan media (grup 13) ini, juga melebarkan sayapnya dalam di
Industri Non-Media yang membuat mereka seperti gurita yang memiliki
kontrol bisnis dan politik yang luas di Indonesia.
Diantara grup ini, ada pemain lama seperti Kompas Gramedia dan Jawa Pos.
mereka pernah menjadi sasaran politik orde baru waktu itu. Kenyataan
yang tidak bisa dipungkiri adalah beberapa media tersebut terkait secara
langsung atau tidak langsung dengan Lingkaran politik. Sebut saja
diantaranya Media Group pimpinan Surya Paloh (dahulu sebagai penasehat
Partai Golkar dan sekarang menjadi Penasehat Partai Nasdem). Kemudian
ada Bakrie & Brothers (TV One dan AN TV) milik Abu Rizal Bakrie
(ketua Umum Partai Golkar).
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abutahir/konglomerasi-media-massa-siapa-menguasai-apa_5655cd6a8223bd97098b45bc
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abutahir/konglomerasi-media-massa-siapa-menguasai-apa_5655cd6a8223bd97098b45bc
Pasca lengsernya
Soeharto pada tahun 1998, perkembangan demokratisasi di Indonesia
menunjukkan trend positif dalam segala bidang, tidak terkecuali media
massa. Media massa yang dimaksud adalah televisi, radio, surat
kabar/majalah (media massa cetak) dan dan media online.
Menurut data yang dirilis oleh Merlyna Lim, peneliti Indonesia yang
tinggal di Amerika serikat pada tahun 2012, menyebutkan bahwa pada tahun
1998 sampai 2012 terhitung ada 1200 media cetak baru bermunculan dan
lebih dari 900 radio komersil (lebih banyak berlokasi di Jakarta) serta 5
stasiun televisi baru.
Pertanyaannya adalah media yang banyak itu adalah punya siapa?
Pertanyaan ini penting bagi kita untuk memberikan sebuah gambaran ke
mana arah sebuah arus pemberitaan selama ini. Apakah berimbang ataukah
cenderung berbaur dengan kepentingan bisnis atau bahkan sudah bercampur
dengan oleh kepentingan politik?.
Menurut Merlina Lim, dalam penelitiannya yang dipublish pada tahun 2012,
media massa di Indonesia dikuasai oleh 13 Grup saja. Satu diantaranya
dikuasai oleh Negara. Selebihnya milik konglomerasi (Gabungan
Konglomerat). 12 grup ini telah menguasai dan mengontrol 100 % bisnis
jasa (komersialiasi) pertelevisian di Tanah air. Mereka menguasai 5 dari
6 surat kabar dengan tiras/oplah terbesar. 4 Grup yang menguasai media
online terpopuler. Juga radio yang dominan berada di Jakarta. Selain
itu, mereka menguasai bisnis TV Digital (berbayar) dan bisnis lainnya
seperti telekomunikasi, Teknologi Informasi dan layanan produksi,
distribusi berbagai konten media marketing lainnya.
Perusahaan media (grup 13) ini, juga melebarkan sayapnya dalam di
Industri Non-Media yang membuat mereka seperti gurita yang memiliki
kontrol bisnis dan politik yang luas di Indonesia.
Diantara grup ini, ada pemain lama seperti Kompas Gramedia dan Jawa Pos.
mereka pernah menjadi sasaran politik orde baru waktu itu. Kenyataan
yang tidak bisa dipungkiri adalah beberapa media tersebut terkait secara
langsung atau tidak langsung dengan Lingkaran politik. Sebut saja
diantaranya Media Group pimpinan Surya Paloh (dahulu sebagai penasehat
Partai Golkar dan sekarang menjadi Penasehat Partai Nasdem). Kemudian
ada Bakrie & Brothers (TV One dan AN TV) milik Abu Rizal Bakrie
(ketua Umum Partai Golkar).
peta kompas Group
Fakta lainnya, ada satu Grup, yang meskipun secara tidak langsung
terkait dengan politik namun salah satu tokohnya, Theo L. Sambuaga,
Tokoh Golkar memiliki jabatan penting sebagai Presiden di Grup Lippo.
Perusahan milik James Riady ini juga ikut meramaikan bisnis Media di
Indonesia.
Lippo Group
Selain itu, pemain lainnya adalah Trans Corporation (Trans TV dan Trans
7) milik Chairul Tanjung yang dikenal dekat dengan penasehat partai
Demokrat Susilo Bambang Yudoyono. Meskipun kita tahu, CT (panggilan
Chairul Tanjung) tidak berafiliasi langsung dengan partai Politik
tertentu).
Sosok lainnya, Hary Tanoesoedibyo pemilik MNC Group (RCTI, MNC TV,
Global TV) sekarang membuat kendaraan politik sendiri yang bernama
Partai Perindo. Sebelumnya, Hary bergabung dengan Partai Hanura, partai
yang didirikan oleh Wiranto.
Yang menarik adalah Grup Tempo (Majalah dan surat Kabar) yang didirikan
oleh Gunawan Muhammad. Tempo, adalah satu-satunya media Non Konglomerasi
yang mampu bertahan dalam persaingan ketat dalam bisnis media
mainstream di Indonesia. Tempo juga sejauh ini independent dalam
politik.
Dengan kondisi yang digambarkan di atas, masyarakat Indonesia akan
dihadapkan kenyataan pada kualitas pemberitaan yang diekspos oleh hanya
beberapa atau segelintir pemilik modal dan yang beberapa diantaranya
memiliki latar belakang politik. Benturan kepentingan bisa saja terjadi.
Dalam ilmu komunikasi massa, salah satu hambatan dalam komunikasi massa
adalah adanya interest (kepentingan). Hambatan ini bisa mengakibatkan
Masyarakat sebagai komunikan tidak memperoleh kualitas informasi yang
utuh dan memadai.
Bagaimana peta Media Online di Indonesia?
Internet sudah menjadi bagian penting dalam masyarakat Indonesia. Salah
satunya adalah web. Website kini menjadi sumber informasi terbesar yang
menjadi rujukan sebagian besar masyarakat dewasa ini. Website banyak
dimiliki oleh orang per orang, berbeda dengan media massa lainnya.
kepemilikannya tidak terkonsentrasi pada satu grup semata, tapi merata.
Meskipun begitu, ada beberapa website berita yang dikuasai oleh Grup 13
tadi.
Fakta menarik, Kaskus (forum komunitas Indonesia) masuk 6 besar dari 10
website yang paling sering dikunjungi di Indonesia. Selain Facebook dan
Google.
Detik masih menjadi pilihan utama akses informasi masyakat Indonesia.
Kemudian berturut-turut di bawahnya kompas.com, vivanews.com,
okenews.com dan lintas berita.com.
Blog sudah menjadi penyeimbang informasi dari media mainstream meskipun
belum signifikan, Blog yang sudah punya nama antara lain
Ndorokakung.com, Akhdian.com, Isnuansa.com,Bloggombal.com, Jimnysun.com,
nazieb.com dan radityaadika.com.
Berikut Data yang dipublish tahun 2012 oleh Merlyna Lim dalam Jurnal
penelitianya berjudul The League of Thirteen, Media Concentration in
Indonesia.
Media Nusantara
Citra (MNC) Group
(Hary Tanoesoedibjo)
1. RCTI, Global TV, MNCTV (ex TPI)
2.Indovision, Sky Vision, SINDO tv network
3. Sindo Radio (Trijaya FM), Radio Dangdut, ARH Global Radio
4. Seputar Indonesia (Koran Sindo)
5. High End magz, Genie, Mom & Kiddie tabloids
6. okezone.com, seputar Indonesia.com, Sindonews.com
7. IT, content production and distributions, talent management,
automobile
Mahaka Media Group
(Erick Tohir)
Jak TV, Alif TV
JakFM, Prambors FM, Delta FM, Female, Gen FM
Republika, Harian Indonesia (in Mandarin) Parents Indonesia, A+,
GolfDigest, Area, magazines
Republika Online,rileks.com,Rajakarcis.com, Entertainment, outdoor
advertisement
Kompas Gramedia
Group
(Jakob Oetama,Agung Adiprasetyo)
Kompas TV network
Sonora Radio network, Otomotion Radio, Motion FM, Eltira FM
Kompas, Jakarta Post,Warta Kota, + other 11 local papersIntisari +
43 magazines &tabloids, 5 book publishers Kompas Cyber Media,
Hotels, public relation agencies, university & telecommunication
tower (in plan)
Jawa Pos Group
(Dahlan Iskan)
JPMC network Fajar FM (Makassar)
Jawa Pos, Indo Pos
Rakyat Merdeka, Radar + others (total: 151)Mentari, Libertymagazines
+ 11 tabloids
Jawa Pos Digital Edition
Travel bureau, power plant
Media Bali Post
Group (KMB)
(Satria Narada)
Bali TV network, Jogja TV,Semarang TV,Sriwijaya TV, +others (total:
9)
Global Kini Jani, GentaFM. Global FM,Lombok FM, Fajar FM,
Suara Besakih, Singaraja FM, Nagara FM
Bali Post, Bisnis Bali, Suluh Indonesia, Harian Denpost, & Suara
NTB Tokoh, Lintang, & Wiyata Mandala tabloids
Bali Post, Bisnis Bali
Elang Mahkota
Teknologi (EMTEK)
Group
(Eddy Kusnadi Sariaatmadja)
SCTV
Indosiar, O’Channel,
ElShinta TV, Elshinta FM —Elshinta, Gaul, Story, Kort,
Mamamia,Wireless broadband, pay‐TV, telecommunications, banking, IT
solutions, production house
Lippo Group
(James Riady)
First Media, Berita Satu TV
Jakarta Globe, Investor Daily, Suara Pembaruan Investor, Globe Asia,
&Campus Asia magazines Jakarta Globe Online Property, hospital,
education, insurance
Bakrie & Brothers
(Visi Media Asia)
(Anindya Bakrie)
antv, TVOne Channel [V] — — — VIVAnews
Telecommunications, property, metal, oil & gas, agribusiness,
coal, physical infrastructure
Femina Group
(Pia Alisyahbana,Mirta Kartohadiprodjo)
U‐FM Jakarta & Bandung
Femina, Gadis, Dewi, Ayahbunda + others (total:15) FeminaGitaCinta,
Ayahbunda,Gadis, Parenting Online Production house, event management,
boutique, education, printing
Media Group
(Surya Paloh)
Metro TV
Media Indonesia,
Lampung Post, BorneoNews
Media Indonesia Online
Mugi Reka Abadi
(MRA) Group
(Dian Muljani Soedarjo)
O’Channel
Cosmopolitan FM, Hard Rock FM, IRadio, Trax FM
Cosmopolitan, Cosmogirl, Fitness + others (total: 16) Holder of
several international boutique brands
Trans Corpora
(Para Group)
(Chairul Tanjung)
Trans TV
Trans 7
Detik Online, Banking, venture capital, insurance, theme parks,
resort, retail, cinem
Yang menjadi catatan adalah, penelitian ini dilaksanakan pada tahun
2012. Sekarang sudah tahun 2015, pasti akan perubahan dan perlu
penelitian lanjutan. Meskipun begitu, penelitian yang di lakukan oleh
Merlyna Lim patut diapreseasi karena memberikan sebuah landasan sudut
pandang bagi masyarakat umum atau bahkan pengambil kebijakan di negeri
ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abutahir/konglomerasi-media-massa-siapa-menguasai-apa_5655cd6a8223bd97098b45bc
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abutahir/konglomerasi-media-massa-siapa-menguasai-apa_5655cd6a8223bd97098b45bc
Pasca lengsernya
Soeharto pada tahun 1998, perkembangan demokratisasi di Indonesia
menunjukkan trend positif dalam segala bidang, tidak terkecuali media
massa. Media massa yang dimaksud adalah televisi, radio, surat
kabar/majalah (media massa cetak) dan dan media online.
Menurut data yang dirilis oleh Merlyna Lim, peneliti Indonesia yang
tinggal di Amerika serikat pada tahun 2012, menyebutkan bahwa pada tahun
1998 sampai 2012 terhitung ada 1200 media cetak baru bermunculan dan
lebih dari 900 radio komersil (lebih banyak berlokasi di Jakarta) serta 5
stasiun televisi baru.
Pertanyaannya adalah media yang banyak itu adalah punya siapa?
Pertanyaan ini penting bagi kita untuk memberikan sebuah gambaran ke
mana arah sebuah arus pemberitaan selama ini. Apakah berimbang ataukah
cenderung berbaur dengan kepentingan bisnis atau bahkan sudah bercampur
dengan oleh kepentingan politik?.
Menurut Merlina Lim, dalam penelitiannya yang dipublish pada tahun 2012,
media massa di Indonesia dikuasai oleh 13 Grup saja. Satu diantaranya
dikuasai oleh Negara. Selebihnya milik konglomerasi (Gabungan
Konglomerat). 12 grup ini telah menguasai dan mengontrol 100 % bisnis
jasa (komersialiasi) pertelevisian di Tanah air. Mereka menguasai 5 dari
6 surat kabar dengan tiras/oplah terbesar. 4 Grup yang menguasai media
online terpopuler. Juga radio yang dominan berada di Jakarta. Selain
itu, mereka menguasai bisnis TV Digital (berbayar) dan bisnis lainnya
seperti telekomunikasi, Teknologi Informasi dan layanan produksi,
distribusi berbagai konten media marketing lainnya.
Perusahaan media (grup 13) ini, juga melebarkan sayapnya dalam di
Industri Non-Media yang membuat mereka seperti gurita yang memiliki
kontrol bisnis dan politik yang luas di Indonesia.
Diantara grup ini, ada pemain lama seperti Kompas Gramedia dan Jawa Pos.
mereka pernah menjadi sasaran politik orde baru waktu itu. Kenyataan
yang tidak bisa dipungkiri adalah beberapa media tersebut terkait secara
langsung atau tidak langsung dengan Lingkaran politik. Sebut saja
diantaranya Media Group pimpinan Surya Paloh (dahulu sebagai penasehat
Partai Golkar dan sekarang menjadi Penasehat Partai Nasdem). Kemudian
ada Bakrie & Brothers (TV One dan AN TV) milik Abu Rizal Bakrie
(ketua Umum Partai Golkar).
peta kompas Group
Fakta lainnya, ada satu Grup, yang meskipun secara tidak langsung
terkait dengan politik namun salah satu tokohnya, Theo L. Sambuaga,
Tokoh Golkar memiliki jabatan penting sebagai Presiden di Grup Lippo.
Perusahan milik James Riady ini juga ikut meramaikan bisnis Media di
Indonesia.
Lippo Group
Selain itu, pemain lainnya adalah Trans Corporation (Trans TV dan Trans
7) milik Chairul Tanjung yang dikenal dekat dengan penasehat partai
Demokrat Susilo Bambang Yudoyono. Meskipun kita tahu, CT (panggilan
Chairul Tanjung) tidak berafiliasi langsung dengan partai Politik
tertentu).
Sosok lainnya, Hary Tanoesoedibyo pemilik MNC Group (RCTI, MNC TV,
Global TV) sekarang membuat kendaraan politik sendiri yang bernama
Partai Perindo. Sebelumnya, Hary bergabung dengan Partai Hanura, partai
yang didirikan oleh Wiranto.
Yang menarik adalah Grup Tempo (Majalah dan surat Kabar) yang didirikan
oleh Gunawan Muhammad. Tempo, adalah satu-satunya media Non Konglomerasi
yang mampu bertahan dalam persaingan ketat dalam bisnis media
mainstream di Indonesia. Tempo juga sejauh ini independent dalam
politik.
Dengan kondisi yang digambarkan di atas, masyarakat Indonesia akan
dihadapkan kenyataan pada kualitas pemberitaan yang diekspos oleh hanya
beberapa atau segelintir pemilik modal dan yang beberapa diantaranya
memiliki latar belakang politik. Benturan kepentingan bisa saja terjadi.
Dalam ilmu komunikasi massa, salah satu hambatan dalam komunikasi massa
adalah adanya interest (kepentingan). Hambatan ini bisa mengakibatkan
Masyarakat sebagai komunikan tidak memperoleh kualitas informasi yang
utuh dan memadai.
Bagaimana peta Media Online di Indonesia?
Internet sudah menjadi bagian penting dalam masyarakat Indonesia. Salah
satunya adalah web. Website kini menjadi sumber informasi terbesar yang
menjadi rujukan sebagian besar masyarakat dewasa ini. Website banyak
dimiliki oleh orang per orang, berbeda dengan media massa lainnya.
kepemilikannya tidak terkonsentrasi pada satu grup semata, tapi merata.
Meskipun begitu, ada beberapa website berita yang dikuasai oleh Grup 13
tadi.
Fakta menarik, Kaskus (forum komunitas Indonesia) masuk 6 besar dari 10
website yang paling sering dikunjungi di Indonesia. Selain Facebook dan
Google.
Detik masih menjadi pilihan utama akses informasi masyakat Indonesia.
Kemudian berturut-turut di bawahnya kompas.com, vivanews.com,
okenews.com dan lintas berita.com.
Blog sudah menjadi penyeimbang informasi dari media mainstream meskipun
belum signifikan, Blog yang sudah punya nama antara lain
Ndorokakung.com, Akhdian.com, Isnuansa.com,Bloggombal.com, Jimnysun.com,
nazieb.com dan radityaadika.com.
Berikut Data yang dipublish tahun 2012 oleh Merlyna Lim dalam Jurnal
penelitianya berjudul The League of Thirteen, Media Concentration in
Indonesia.
Media Nusantara
Citra (MNC) Group
(Hary Tanoesoedibjo)
1. RCTI, Global TV, MNCTV (ex TPI)
2.Indovision, Sky Vision, SINDO tv network
3. Sindo Radio (Trijaya FM), Radio Dangdut, ARH Global Radio
4. Seputar Indonesia (Koran Sindo)
5. High End magz, Genie, Mom & Kiddie tabloids
6. okezone.com, seputar Indonesia.com, Sindonews.com
7. IT, content production and distributions, talent management,
automobile
Mahaka Media Group
(Erick Tohir)
Jak TV, Alif TV
JakFM, Prambors FM, Delta FM, Female, Gen FM
Republika, Harian Indonesia (in Mandarin) Parents Indonesia, A+,
GolfDigest, Area, magazines
Republika Online,rileks.com,Rajakarcis.com, Entertainment, outdoor
advertisement
Kompas Gramedia
Group
(Jakob Oetama,Agung Adiprasetyo)
Kompas TV network
Sonora Radio network, Otomotion Radio, Motion FM, Eltira FM
Kompas, Jakarta Post,Warta Kota, + other 11 local papersIntisari +
43 magazines &tabloids, 5 book publishers Kompas Cyber Media,
Hotels, public relation agencies, university & telecommunication
tower (in plan)
Jawa Pos Group
(Dahlan Iskan)
JPMC network Fajar FM (Makassar)
Jawa Pos, Indo Pos
Rakyat Merdeka, Radar + others (total: 151)Mentari, Libertymagazines
+ 11 tabloids
Jawa Pos Digital Edition
Travel bureau, power plant
Media Bali Post
Group (KMB)
(Satria Narada)
Bali TV network, Jogja TV,Semarang TV,Sriwijaya TV, +others (total:
9)
Global Kini Jani, GentaFM. Global FM,Lombok FM, Fajar FM,
Suara Besakih, Singaraja FM, Nagara FM
Bali Post, Bisnis Bali, Suluh Indonesia, Harian Denpost, & Suara
NTB Tokoh, Lintang, & Wiyata Mandala tabloids
Bali Post, Bisnis Bali
Elang Mahkota
Teknologi (EMTEK)
Group
(Eddy Kusnadi Sariaatmadja)
SCTV
Indosiar, O’Channel,
ElShinta TV, Elshinta FM —Elshinta, Gaul, Story, Kort,
Mamamia,Wireless broadband, pay‐TV, telecommunications, banking, IT
solutions, production house
Lippo Group
(James Riady)
First Media, Berita Satu TV
Jakarta Globe, Investor Daily, Suara Pembaruan Investor, Globe Asia,
&Campus Asia magazines Jakarta Globe Online Property, hospital,
education, insurance
Bakrie & Brothers
(Visi Media Asia)
(Anindya Bakrie)
antv, TVOne Channel [V] — — — VIVAnews
Telecommunications, property, metal, oil & gas, agribusiness,
coal, physical infrastructure
Femina Group
(Pia Alisyahbana,Mirta Kartohadiprodjo)
U‐FM Jakarta & Bandung
Femina, Gadis, Dewi, Ayahbunda + others (total:15) FeminaGitaCinta,
Ayahbunda,Gadis, Parenting Online Production house, event management,
boutique, education, printing
Media Group
(Surya Paloh)
Metro TV
Media Indonesia,
Lampung Post, BorneoNews
Media Indonesia Online
Mugi Reka Abadi
(MRA) Group
(Dian Muljani Soedarjo)
O’Channel
Cosmopolitan FM, Hard Rock FM, IRadio, Trax FM
Cosmopolitan, Cosmogirl, Fitness + others (total: 16) Holder of
several international boutique brands
Trans Corpora
(Para Group)
(Chairul Tanjung)
Trans TV
Trans 7
Detik Online, Banking, venture capital, insurance, theme parks,
resort, retail, cinem
Yang menjadi catatan adalah, penelitian ini dilaksanakan pada tahun
2012. Sekarang sudah tahun 2015, pasti akan perubahan dan perlu
penelitian lanjutan. Meskipun begitu, penelitian yang di lakukan oleh
Merlyna Lim patut diapreseasi karena memberikan sebuah landasan sudut
pandang bagi masyarakat umum atau bahkan pengambil kebijakan di negeri
ini.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abutahir/konglomerasi-media-massa-siapa-menguasai-apa_5655cd6a8223bd97098b45bc
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abutahir/konglomerasi-media-massa-siapa-menguasai-apa_5655cd6a8223bd97098b45bc
Laura toys store menjual berbagai aneka mainan untuk anak-anak kesayangan anda.
BalasHapusKunjungi hkgtoto.com untuk info selengkapnya